Produksi Bawang Goreng, Usaha Rumahan Yang Minim Modal dan Minim Resiko
Bahan baku
Untuk mencari bahan baku bawang merah sebagai bahan baku utama bawang goreng
memang tidak sulit karena negara kita adalah penghasil bawang merah
yang besar. Hampir disemua areal lahan pertanian di Indonesia dapat
ditanami tanaman bawang merah. Tanaman ini lebih suka ditanam di dataran
rendah, sehingga potensi petani yang menanam tanaman ini akan tersebar.
Meskipun demikian ada sentra penanaman yang terkenal seantero nusantara
sebagai daerah penghasil bawang merah paling bagus kualitasnya yaitu
Brebes. Bawang merah dari Brebes ini memang sangat pas untuk dijadikan
bahan baku memproduksi bawang goreng karena hasilnya akan lebih renyah, gurih, tidak pahit dan sedikit kandungan airnya.
Sebenarnya selain bawang merah
dari Brebes ada beberapa alternatif bawang merah lainnya seperti bawang
merah dari Sumenep ataupun bawang merah impor, namun bawang merah dari
Brebes memang tetap nomor satu. Bawang merah lainnya tetap kurang
ekonomis dilihat dari sisi kadar air, rasa dan hasil produksinya.
Peralatan
Alat
yang digunakan untuk memproduksi bawang goreng tidaklah terlalu rumit
mahal. Untuk memudahkan mekanisasi dalam mengolah memang dibutuhkan
peralatan seperti alat penggiling manual yang harganya tidak mahal, alat
press dan peralatan masak khusunya untuk proses menggoreng seperti
kompor, wajan, elpiji, alat tiris dsb. Dengan modal kurang dari satu
juta rupiah usaha ini sudah bisa mulai dijalankan. Bilamana usaha ini
sudah memperlihatkan kemajuan peralatan produksi tersebut dapat
dipertimbangkan untuk dikembangkan dengan membeli peralatan yang
kapasitasnya lebih besar dan tentu saja akan membutuhkan dana yang lebih
mahal.
Hasil Produksi
Bawang goreng
bukanlah produk yang mudah rusak karena umur daluwarsanya relatif lama
bisa sampai 3-4 bulan. Jadi cukup waktu untuk memasarkan produksi bawang
goreng dari produsen hingga ke konsumen akhir. Walaupun sudah lewat
waktu, ternyata bawang goreng masih tetap bisa digunakan dengan
diolah kembali sebagai campuran penyedap masakan khususnya untuk bumbu
bakso. Hasil produksi bawang goreng dapat diwujudkan dalam bentuk curah
ataupun dalam bentuk kemasan dengan ukuran tertentu seperti dalam
kemasan kecil dalam wadah plastik atau toples mini. Menjaga kualitas
hasil produksi perlu senantiasa diperhatikan agar konsumen tidak jera
menggunakan produk kita khususnya pemberian merk dagang akan lebih
meningkatkan kepercayaan kepada konsumen. Pemberian merk akan memberikan
jaminan kualitas yang terjaga dan hal ini akan membedakan kualitas
bawang goreng kita khususnya dengan merek lain apalagi bawang goreng
curah. Dipasaran memang ada bawang goreng kelas premium yang bahan
bakunya 100 % bawang merah dan tanpa MSG atau pengawet, namun ada juga bawang goreng murahan yang bahan bakunya selain bawang merah ditambah campuran dengan tepung atau wortel.
Pemasaran
Sebagai wirausaha bawang goreng,
strategi pemasaran agar produksi dapat diserap pasar perlu dipikirkan.
Tidak ada salahnya pula membangun jaringan pemasaran selain pemasaran
langsung ke konsumen akhir membangun juga membangun kerjasama dalam
bentuk keagenan dan reseller. Agen dan reseller sebagai perpanjangan
tangan produsen agar produk akhir lebih cepat sampai ke tangan konsumen
akhir. Bisa pula bekerjasama konsinyasi atau titip barang dengan warung
kelontong. Untuk bagi keuntungan dengan para agen dan reseller, perlu
adanya penentuan besaran diskon atau komisi yang besaran dapat
ditentukan sendiri, namun pada umumnya diskonnya antara 15 – 30 %
tergantung jenjangnya apakah sebagai sebagai agen atau reseller.
Saluran distribusi termasuk
menggunakan jaringan internet ataupun pembuatan website perlu dipikirkan
bahkan pasar yang membutuhkan bawang goreng ini tidak hanya pasar
nasional saja namun juga pasar internasional. Sehingga jika berkeinginan
melakukan ekspor bawang goreng pemahaman dan pengetahuan mengenai
ekspor-impor harus dimiliki. Selamat wirausaha.